Isu-isu Pembelajaran Kontemporer

Isu-isu Pembelajaran Kontemporer

Isu-isu Pembelajaran Kontemporer

Artikel ini akan menguraikan isu-isu pembelajaran kontemporer yang berperan penting dalam pendidikan saat ini. Pendidikan kontemporer merupakan pendidikan yang berbasis proyek, yang memberikan kebebasan kepada peserta didik untuk merencanakan aktivitas belajar1. Model pembelajaran berbasis proyek (PBL) menjadi pendekatan yang popular karena dapat membuat pengalaman belajar yang lebih menarik dan bermanfaat bagi peserta didik2.Isu-isu pembelajaran kontemporer lainnya meliputi pendidikan inklusif, yang merupakan pendidikan yang memberikan layanan kepada setiap anak, tidak terkecuali3. Pendidikan inklusif mendorong pemahaman bahwa perbedaan itu wajar dan cara menghargai individu yang berbeda4.Kondisi fisik dan mental siswa juga merupakan peranan penting dalam pendidikan kontemporer. Pendidikan inklusif harus disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan masing-masing siswa5.Isu-isu lainnya yang terkait pendidikan kontemporer antara lain:

[wpcode id=”2150″]

  1. Instruksi harus student-centered dan pendidikan harus bersifat kolaboratif6.
  2. Pendidikan harus dapat meningkatkan rasa toleransi terhadap sesama dan mendorong pemahaman bahwa perbedaan itu wajar7.
  3. Pendidikan harus mendorong penerimaan sekaligus interaksi antar individu, meskipun individu tersebut memiliki perbedaan8.
  4. Pendidikan harus mengacu pada perbedaan sosial budaya dan perbedaan kondisi fisik dan mental individu9.

Pendidikan kontemporer juga harus mengacu pada perubahan-perubahan yang terjadi dalam proses pembelajaran di Indonesia10. Hal ini membutuhkan perubahan yang maksimal dalam proses pembelajaran sesuai dengan apa yang tercantum dalam kurikulum pembelajaran11.Pendidikan kontemporer di Indonesia harus jujur diakui praktik komersialisasi pendidikan yang terjadi di Indonesia saat ini telah menjadi sebuah rahasia umum12. Namun, pendidikan kontemporer harus mengacu pada konsep dan teknisnya yang optimal13.Pendidikan kontemporer memiliki manfaat yang besar, seperti mendorong pemahaman bahwa perbedaan itu wajar, mendorong penerimaan sekaligus interaksi antar individu, dan mendorong pemahaman bahwa perbedaan kondisi fisik dan mental individu wajar14.

[wpcode id=”2150″]

Like this article?

Share on Facebook
Share on Twitter
Share on Whatsapp
Share on Pinterest
Abdul Halim Rais

Abdul Halim Rais

Leave a comment

Subscribe
untuk berlangganan artikel terbaru

Copyright (2023) Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Kuala Kapuas © All rights reserved.​​